Ali bin Abi Talib

"Al haqqu bila nizam ya zimul batil bi nizam"
kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan kalah dengan kebatilan yang di atur dengan baik


Selasa, 24 Juni 2008

WANITA - OH WANITA

Oh saudari yang terhormat.( Tentunya saya sedikit ragu untuk melontarkan kalimat ini. Tapi apa boleh buat) anda yang ada di sana yang begitu asyik dalam dalam ketelanjangan. Anda yang bangga dengan keterbukaan dan dapat di pahami bahwa keterbukaan adalah kebanggaan anda, dan ini bukan konotasi melainkan denotatif bahwa anda adalah orang-orang yang gemar merawat tubuh hingga mahalnya biaya perawatan tubuh anda akan terasa sia-sia jika tidak di hadirkan dalam sebuah expo jalanan yang begitu mudah untuk di gelar di mall-mall, di taman-taman. Sungguh itu sangat hina. Padahal anda begitu berharga, namun kenapa kehinaan itu begitu anda banggakan. Anda tak mengetahui bahwa di keliling anda adalah setan yang senantiasa memperindah pandangan orang akan aurat yang anda pamerkan. Sadarkah anda bahwa anda telah menyiksa kami kaum lelaki. Bahwa kami manusia dan, jangan kau tarik nafsu kami dalam kehinaan dan kemurkaan rabb kami. Kaum kafir telah memperalat kalian. Dan jangan tarik kami.

”Dan katakanlah pada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya dan janganlah menampakan perhiasan (auratnya)............” (QS. An-Nur : 31).


Saya ingat sekali, ada perbedaan mencolok yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir ini dalam sebuah tayangan sepak bola. Di mana pada saat ulasan oleh komentator ada hal lain yang terlihat yaitu beberapa wanita berpakaian seksi yang mendampingi komentator tersebut. (Berbeda dahulunya yang ada hanya komentator pria pada umumnya.) Apa artinya ? sebuah inovasi atau hanya sebuah penarik agar terlihat lebih menarik dan tidak membosankan. Entahlah yang jelas suatu kesimpulan yang selama ini saya lihat betapan pupolernya wanita sebagai suatu komoditas. Ya... komoditas yang di perjual belikan terutama dalam dunia hiburan media
Anda tentunya pernah suatu kali di tawari sebuah produk.di mana wanita cantik dan seksi sebagai bargainernya. Eksistensi wanita sebagai bahan penarik memang tidak tergoyahkan. Ibarat gula yang tak akan bisa di pisahkan dari susu, kopi maupun teh. Jika itu tidak ada saya yakin anda tidak akan suka meminumnya. Tentunya amat di sayangkan jika wanita di artikan seperti itu. Dan itu merupakan meperkosaan berat bagi kodrat wanita yang sebenarnya. Sebuah pemg-kerdilan hakikat wanita yang sesungguhnya.
Tak dapat dipungkiri bahwa kita lambat laun mulai kembali kepada kejahiliahan zaman. Dimana wanita sebagai objek yang di diskreditkan. Wanita hanya berfungsi sebagai pemuas, pengembira, objek pengamatan oleh nafsu. Dan itu tidak jauh dari tubuh yang seksi, mulus, putih, cantik. Apalagi jika tubuh yang indah itu hanya di hargai dengan uang ratusan ribu, jutaan, puluhan juta, milyaran ataupun triliyunan. Ini jelas mengkebiri substansi peran wanita yang sesungguhnya. Dan ini di anggap suatu kebanggaan, benar-benar jahiliahkah kita saat ini.
Tapi ada hal yang membedakan antara wanita jahiliyah dengan jahiliyah versi modernisme ini. Dimana hadirnya kalangan feminis yang melegitimasi dengan mengatasnamakan kebebasan, ekspresi, seni. Dan itu di apresiasikan dengan berbagai prestasi. Anda tau Jesica Alba yang tahun lalu di nobatkan sebagai wanita terseksi di dunia. Prestasi yang amat di gemari oleh setan.
Saya baru ingat, betapa semangatnya para istri pemain bola pada perhelatan EURO2008 ini yang berlomba-lomba untuk menampilkan foto bersama mereka tanpa busana demi menyemangati para suami yang berjuang. Yang saya khawatirkan jikalau saja para suami mereka juga bersepakat untuk berbagi istri (naudzubillah, tapi saya terlalu kolot mungkin. Bukankah mereka memang seperti itu, toh tak ada yang berminat menjadi penghulu pernikahan di sana. Karena pernikahan tidak populer). Lupakan karena memang mereka itu kaum kafir.
Coba anda lihat di beberapa tayangan televisi yang gandrung akan produksi artis karbitannya melalui audisi-audisi ala kaum kafir itu. Sarat akan muatan eksploitasi wanita sebagai hiburan dengan pakaian yang serba minim, suara yang mendayu bahkan gerakan erotis. Belum lagi pemilihan putri indonesia dan miss indonesia yang mengkerdilkan peran dari wanita sebagai ibu ’awwalun madrasatun” bagi jundi-jundi kecil. melainkan penjaja aurat beken. Oh mereka dikenal sebagai wanita cerdas yang berjuang demi kepentingan orang banyak. Padahal jelas kita telah di peralat dengan imperialisme kafir dengan balutan yang indah. Balutan pakaian-pakaina minim sebagai refleksi kebebasan, seni dan ekspresi, dan persamaan gender sebagai kekuatan dan hak.
Generasi apa yang akan hadir dari orang-orang seperti ini ?
Saya selalu bertanya, bagaimana gambaran dari masa depan kita nanti ? adakah kaum lelaki benar-benar menjadi kaum tertindas akan kesepakatan wanita untuk lebih ekstrim lagi. Untuk tidak tanggung- tanggung dalam bertindak. Mengkokohkan eksistensinya sebagai komoditas yang layak bersaing. Bahkan saya melihat indikasi kenaikan rok dan celana para wanita sudah mencapai 10% persen pertahun. Bukan tidak mungkin petumbuhan yang pesat ini akan menatikan potensi pasar desaigner perancis maupun italy untuk memproduksi model terbaru. Karena semua wanita akan menyukai hal-hal yang alami. Layaknya kambing yang enggan pake baju. Entahlah itu hanya sebuah prediksi dan kita tinggal tunggu kemurkaan dari Allah.
Saya hanya berpesan kepada para ikhwan untuk lebih menguatkan iman, tantangan lebih besar. Toh kezaliman mereka pada diri mereka sendiri juga turut menzalimi kita sebagai kaum laki-laki. Ghadul bashar memang harus di azamkan dalam diri ini.

”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. an-Nur ; 30)”
█RZ

Tidak ada komentar:

Hidayatullah.com News

Liputan6: RSS 0.92


copyright@Kurnia okta reza 2008