Ali bin Abi Talib

"Al haqqu bila nizam ya zimul batil bi nizam"
kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan kalah dengan kebatilan yang di atur dengan baik


Rabu, 16 April 2008

Gurau

.........


Mau-tidak mau gurau adalah suatu hal yang amat sering di lakukan oleh orang dalam tiap harinya. Bahkan gurauan dan canda sudah merupakan kebutuhan setiap orang apalagi dalam masa-masa sulit dan serba menjepit. Seseorang tidak akan mungkin akan bisa membiarkan hari-hari terus dalam keseriusan. Bahkan tidak mungkin ada orang yang tidak pernah tertawa atau sedikitnya tersenyum minimal satu kali dalam seharinya. Karena harus di pahami bahwa kita akan terpacu dalam kondisi stres dan jenuh dalam tiap harinya. Baik ringan maupun berat lantaran kesibukan dan keseharian kita. Gurauan adalah pencair kondisi itu.

Jika di tinjau secara ilmu kesehatan para ilmuan sependapat bahwa otot wajah kita butuh peregangan, itu bisa di dapat dengan tersenyum dan juga tertawa secara profesional. Gurauan atau canda juga dapat mencairkan suasana bahkan membangun keakraban. Anda tentu pernah melihat orang yang begitu Berwibawa, Jaim, Cool. Terkadang kita amat enggan dan bahkan takut untuk banyak berbicara. Dan bisa di bayangkan jika anda di tugaskan dengan orang tersebut ke suatu tempat berdua. Alangkah tersiksanya anda pada saat itu. Suasana begitu tegang. Hanya satu dua patah kata yang keluar dengan tanggapan dingin.

Namun akan berbeda jika ada orang yang memiliki rasa humor tinggi, anda akan merasa nyaman, perbincangan begitu enak sehingga bekerja pun enak dengan tanpa ke engganan untuk bertanya dan berdiskusi tanpa rasa was-was dan tanpa menghilangkan rasa hormat.

Seorang penceramah pun akan di tinggalkan jika penyampaiannya monoton, terlalu lama apalagi tanpa sedikit pun humor. Gurau humor dan canda adalah kebutuhan bagi kita. Tanpa itu hidup terasa hampa. Namun gurau yang baik juga memiliki syarat agar gurauan itu tetap profesional. Dan juga dengan banyak macam penyampaian, seperti sebuah sandiwara sederhana. Atau gurauan saat santai dengan obrolan dan lain sebagainya.

Rasulullah SAW juga mencontohkan. Beliau juga orang yang memiliki sifat humoris misalnya pada saat seorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW lalu berkata;

”ya Rasulullah bawalah aku.” kemudian Rasulullah SAW menjawab, ”Aku akan membawa mu di atas anak unta.” lelaki itu bertanya (penuh heran) ”Bagaimana aku akan di bawa oleh seekor anak unta?” kemudian Nabi menjawab,”bukankah unta itu dilahirkan dalam bentuk anak unta juga!” (HR Tirmidzi. Di sahihkan oleh Al-Bani)

Gurauan yang baik yaitu gurauan yang berisi / bermakna, namun tidak memiliki unsur melukai perasaan orang atau mengandung ghibah (menyampaikan keburukan orang lain) apa lagi fitnah. Karena itu amat bertentangan dan akan menimbulkan masalah. Meskipun hal ini seakan menjadi suatu hal yang amat jarang. Karena sebagian dari kita amat tidak memahami etika bergurau hingga kita amat asyik membicarakan keburukan orang lain dan juga melukai perasaan orang lain yang misalnya memiliki banyak kekurangan.

Untuk gurauan yang sifatnya sandiwara (ngerjain) teman-teman, misalnya pada saat ulang tahun atau pada saat-saat tertentu juga harus di perhatikan jangan gurauan kita sampai membuat orang lain gelisah atau celaka. Atau gurauan nya amat ekstrim misalnya menyampaikan bahwa teman kita meninggal dunia, kecelakaan dan sebagainya. Karena itu dapat membuat kepanikan dan sudah di anggap bukan gurauan yang lucu. Hendaknya gurauan itu tidak mengandung kebohongan nyata. Karena Rasulullah pun tidak pernah bergurau dengan berbohong baik secara ucapan (bahasa) maupun secara sebenarnya.

Misalnya pada saat seorang nenek datang pada Rasulullah SAW dan berkata :

”Ya Rasulullah, berdoalah pada Allah agar saya dimasukan kedalam surga.” Rasulullah menjawab;”wahai nenek, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh orang-orang tua.” kemudian nenek itu pergi sambil menangis. Kemudian Rasulullah bersabda: ”Beritahulah kepadanya bahwa ia tidak akan masuk surga dalam kondisi nenek”

(HR Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i)

Dan perlu di ketahui bahwa gurauan yang tidak profesional dan terlalu banyak bergurau akan membuat image dan kewibawaan kita jatuh. Sehingga mengurangi penghargaan orang terhadap diri kita. Dan juga terlalu banyak bergurau apalagi yang bermuatan kebohongan akan menurunkan kepercayaan orang akan ucapan kita. Karena orang akan sulit untuk membedakan ucapan kita sebagai gurauan atau serius. RZ

Tidak ada komentar:

Hidayatullah.com News

Liputan6: RSS 0.92


copyright@Kurnia okta reza 2008